Wednesday, February 27, 2008

pip/suanlum's friend

pip
mestinya sang ibu menganyamnya dengan benar
kalau tidak
tak mungkin
ada harapan yang tersulam
di setiap lekuk dan tekukan
di antara pilinan
dan
jalinan
(kasih)







pip
mestinya kamu sempat menatapnya dengan nanar
diantara harapan dan ketakutan
lalu kamu tinggal dan lewatkan
sambil tetap penasaran
dan tiba tiba
kamu tahu itu . . .

(. . . ketika rindu merajalela
ketika nalar mengumbar rasa
ketika akhirnya
kamu bayar
tanpa menawar . . .)


astaga!
bukankah
sekarang ini
itu
yang
kita
lakukan
tanpa
sadar?

No comments:

 
 free web counter Counter Powered by  RedCounter