Saturday, January 19, 2008

malam terakhir aku marah pada bulan

1. ini malam terakhir

ini malam terakhirku disini, setelah hari panjang beratus siang beribu malam saat menguras pikiran dan emosi, hanya sampai disini, kemudian mulai lagi dengan kalibrasi...? menapak lagi satu persatu menerawang jauh mencoba membayangkan puncak...? atau jungle eye ku tak lebih dari melihat semak batu di depan tanjakan dan bibir tebing biar tak jatuh tak lelah tak tersampir di pokok pohon...kelelahan?

ini malam terakhirku di sini tidak bisa lagi di teruskan...tak ada lagi nadir yang lebih tinggi dari posisi sekarang, tak ada lagi pagar batas yang bisa ku pakai..., aku tidak mau tanggulku jebol bah menggulungku remuk luluh lantak aku di hilir sungai sebagian tubuhkupun tertutup pasir..!

sedih dan mencelos, dukana...dukana...dukana... jauh sekali jalan yang sudah ditempuh, banyak yang sudah dilewati...tak cukup ransel menggendong semua kenangan..dan aku berpikir, malam ini...bahkan ransel pun tak akan kubawa. akan kutinggal begitu saja, kuonggokkan di pojok dinding belakang pintu, tak berharap orang akan melihat dan mengambilnya; dan kalaupun iya...memangnya bisa diapakan....?

semuanya tak lebih dari kenangan demi kenangan dan ketika aku saja yang punya tak mau membawanya...apakah orang lain akan mampu memintalnya jadi cerita...?

dukana dukana dukana...! aku juga berang dan meradang dan menyempit saluran adrenalinku saking takutnya aku kalap kerna tak mau jadi terhina.

entahlah, akan kutetapkan hatiku, keberanian pada menyongsong (lagi) dunia baru.., alamak...!lagi lagi dan lagi...? kebiasaan baru, tulisan baru, mainan baru...orang baru, jaringan baru...basa basi baru..aduhhh malas rasanya.. enaknya meneruskan semua ini apa adanya.. tapi kok sepertinya tak ada lagi crossroad di ranah ini, semuanya crossed, bak benang kusut salah gulung dan tak terurai...! tapi bisa jadi ini hal yang justru aku butuhkan dan paling guna untuk hidupku sekarang.

sekali lagi..., ini malam terakhirku disini, sesudahnya...? tak ada yang tahu, yang jelas aku sudah menentukan sikapku..., aku akan menjalaninya, dan bisa atau tidak bukan lagi pertanyaan, kerna aku akan menjalani...bisa atau tidak bisa tidak relevan: karena kalaupun tidak bisa toh aku tetap akan menjalaninya dan itu tidak berarti tidak bisa khan....? gampangnya aku tidak punya tolok ukur keberhasilan...yang bisa seperti apa, yang tidak bisa seperti apa...., sehingga mampu tidak mampu juga tidak kena...!

aku menjalani...tak ada siap tak ada tidak berani...ini menjalani; laku hidupku hanya tinggal ini, satu satunya yang bisa dijalani...!capek...aku mau tidur saja..lupakan dulu reality...tubuhku butuh istirahat...otakku perlu santai dan main sendiri semaunya, emosiku rindu dendam dengan kesepian....!


2. dan aku marah pada bulan di kepalaku

yang tak peduli dengan rasa yang hambar ketakutan tentang masa masa lalu berkelindan dikepalaku tak habisnya mendesakku untuk memadu keinginan dengan duka luka lama dan lalu aku marah pada bulan di kepalaku

bah humbug, siapa kamu yang mencerca rasa kasihku pada duka pada lukaparah kehidupan nasib cinta lagi lagi itu kan yang mecambuk malam malam tak bisa tidurmu...?

aku mau aku mau merengkuh rasamu asalmu asal jangan dengan harapan yang bukan bukan kerna kamu pasti tahu kemustahilan tak pernah terjadi padaku bahkan ketidakmungkinanpun bisa kuajak bicara kucengkeramai dengan lara lapa yang yang gundah ...aduh sayangku peluk aku peluk lukaku basah darah ku mencair didadamu kau jilat dan kau ludahkan atas asinnya dan kujilat lagi atas asmara yang kau sertakan pada jijikmu aku tak malu

lusuhkah rasa ini hingga tak lagi peduli lara? tak mau merasa perih biar dikucuri irisan jeruk mengucuri setiap mili muka luka...aduh sayang cinta dukaku dan kau akan tahu betapa sementaranya rasa itu dan sesal akan menidurimu ber-malam malam bagai dongeng kudis kurap yang menjelma jadi lukisan perjalanan kesakitan luka cintaku

siapa sebenar aku apa iya aku mau dan bau haru tak habisnya melangkahi tubuh tidurku lalu kukatakan...marah...memendam dan tak bisa keluar...jelajahi aku sayang jangan lewatkan bahkan satu prapatan...jangan lewatkan bahkan belokan kecil yang bawa kamu ke selokan dan betapa gundahnya ketika tahu tak ada satupun yang kau tak tahu hambarnya rasa ingin ketika semua sadah dan terpikir untuk mengulangnya bahkan sekali lagi saja...!

lalu aku teringat pada ibuku, dan baru saja menyapaku dan hampir takluk aku dengan rasa benciku ketidakenakan apakah iya dia memang cinta padaku entah juga gunanya membicarakan ini..entah ada gunanyakah...?

sitisit...! rasa tak bisa dipaksa percayalah..dan kalau kau pikir kamu sedang play the game dengannya..lupakan saja...aku tak kan menyerah dan setahuku aku tak pernah kalah karena kemenangan juga bukan hal yang pernah aku rayakan karna itu....kalah...? apa itu kalah....?

percayalah..aku tak pernah memakainya dalam setiap atribut yang melekat pada diriku, aku tak pernah menyematkan kalah menang jadi emblem kulit luarku. percayalah..bahkan ketika kamu suka padaku..alas...aku bahkan tak tahu bahkan tak mau memikirkan itu..kenapa aku harus terduduk sedih sekarang ini ketika bahkan kamu tak pernah menyentuh rinduku secuilpun padahal bak daging busuk menggumpal kugendol kemana-mana bersama malu-ku.

(rumahprayan, senin dinihari 22 mei 2006, 00.15 wib, ketika telah habis tali dadaku dan tetap saja keluar gambar itu)

No comments:

 
 free web counter Counter Powered by  RedCounter